Di Bandung Barat, Mentan Amran Lepas Ekspor Komoditas Hortikultura dan Bantuan untuk Petani
By Abdi Satria
nusakini.com-Bandung Barat-Sektor pertanian selama pemerintahan Jokowi-JK tidak hanya berhasil mendongkrak produksi dan kesejahteraan petani, tetapi juga pendapatan negara melalui kinerja ekspor yang semakin meningkat. Terbukti, dalam kunjungannya hari ini di Bandung Barat, Kamis (21/3), Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melepas ekspor cabai dan paprika 84 ton dengan tujuan Singapura.
Amran juga sekaligus memberikan bantuan ke petani Bandung Barat dalam bentuk bantuan langsung dan pengembangan kawasan senilai Rp 18,8 miliar. Bantuan berupa benih jagung manis, kangkung, cabai, durian, jambu kristal, rambutan. Juga ada benih kopi 200 ribu batang, teh, cengkeh, padi inbrida, domba, ayam 200 ribu ekor, pakan dan kandang, serta bantuan berupa alat mesin pertanian meliputi power tresher dan traktor roda dua sebanyak 1.000 unit.
"Hari ini kita lepas ekspor cabai dan paprika ke Singapura sekaligus melepas bantuan benih, hasilnya untuk kita ekspor nantinya. Bantuan ini kita bawa langsung dan langsung diserahkan ke petani. Ini bantuan dari Bapak Presiden Jokowi," demikian ditegaskan Mentan Amran saat melepas ekspor dan bantuan yang dilakukan secara simbolis di Kantor Bupati Bandung Barat.
Lebih jauh Amran memaparkan bantuan-bantuan selama pemerintahan Jokowi-JK untuk Provinsi Jawa Barat totalnya Rp 30 triliun, sementara dulu tahun 2015 hanya Rp 1 triliun dan diangkat menjadi Rp 2 triliun. Alat mesin pertanian mencapai 26.185 unit nilainya Rp 500 miliar.
"Khusus untuk Bandung Barat, bantuan selama 4 tahun lebih sebanyak Rp 1,3 triliun. Dan hari ini bantuan komoditas perkebunan ada kopi 200 ribu batang, terbanyak sepanjang sejarah dan barangnya sudah ada di depan," paparnya.
"Kita bawa langsung. Kita bukan kabinet janji, tapi kabinet kerja. Kemudian ada juga bantuan ayam kampung 200 ribu ekor, kita tanggung kandang, pakan, obat-obatan sampai enam bulan bertelur," pinta Amran.
Amran menegaskan kunjungan kerjanya ke Bandung Barat ini merupakan perintah Presiden Jokowi. Bantuan bibit yang diberikan sudah disiapkan sejak dua tahun lalu yang total anggarannya mencapai Rp 5,5 triliun.
"Jadi bantuan-bantuan ini tidak instan. Ada juga bantuan alat mesin pertanian seperti traktor. Jika ingin bantuan ditambah, kita harus berkelompok", tegasnya.
Lebih lanjut Amran menuturkan capaian sektor pertanian selama 4,5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, total ekspornya naik 29 persen nilainya mencapai Rp 1.300 triliun. Kemudian Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dari tahun 2014 yang hanya Rp 900 triliun naik menjadi Rp 1.462 triliun di tahun 2018 serta kemajuan sektor pertanian Indonesia masuk peringkat 5 dunia dari 224 negara.
"Ini berkat kerja keras petani. Bantuan kami tambah, ternyata petani memanfaatkan bantuan dengan baik. Ini luar biasa di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi," tuturnya.
Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi menambahkan berbagai jenis sayuran, tanaman hias dan buah di Bandung Barat sangat melimpah. Pengelolaannya pun sudah maju yakni menggunakan green house, screen house, ranch shelter dengan komoditas khusus untuk memenuhi supermarket dan ekspor. Bahkan ada teknologi komputerisasi untuk proses usahatani dan mengontrol pertanaman.
"Komoditas hortikultura yang diekspor dari Bandung Barat tak hanya cabai dan paprika, tapi mencakup banyak yang diekspor setiap hari oleh beberapa exportir. Ada kenya buncis sebanyak 2 ton per hari, super buncis 3 ton per hari, salada air 500 kg per hari, parclay 100 kg per hari, ubi cilembu 1 ton per hari, pakchoy 300 kg per hari, ubi ungu 500 kg per hari, ubi jepang 500 kg per hari," sebutnya.
Kemudian, lanjut Suwandi, dari Kelompok Tani Macakal yang dikelola petani muda milenial baru bisa pasok kenya buncis minimal 1 ton per minggu, buncis super 1 ton per minggu, ubi cilembu 1 ton per minggu. "Tapi ini sudah hasil yang hebat. Ke depan volume ekspornya akan ditambah terus," ucapnya.
Melansir data BPS, total ekspor hortikultura 2018 sebesar 435.328 ton senilai Rp 6,27 triliun. Ekspor cabai dan paprika 2018 sebesar 7.940 ton ke Jepang, Taiwan, Vietnam, Australia, Singapore, Malaysia, Timur Tengah (Saudi Arabia, Kuwait, Oman, UEA, Qatar), Belanda dan Perancis.
"Total ekspor tanaman sayuran 2018 sebesar 112.886 ton. Nilai ekspor sayuran 2018 sebesar Rp 2,2 triliun, naik 5,5 persen dari tahun 2017 sebesar Rp 2,09 triliun," tandas Suwandi.
Sementara itu, Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna mengatakan kunjungan kerjan Mentan Amran merupakan sebuah kebanggaan bagi petani Bandung Barat. Wilayah Bandung Barat sangat potensial untuk pengembangan komoditas hortikultura.
"Bahkan kami punya banyak petani sukses. Mereka tidak hanya bertani, tapi juga langsung ekspor sendiri. Ada petani kami namanya Pak Ulus, sangat berhasil sampai dapat penghargaan dari FAO," ujar Umbara.
Deden Wahyu, petani muda paprika menyatakan sangat bangga dengan dilakukannya ekspor ini. Deden sangat mengapresiasi usaha dan bantuan kementan dalam mengembangkan paprika di Bandung Barat. ”Bantuan yang sudah kami dapatkan yaitu mobil pendingin, container, dan rumah kemas. Tentunya juga pendampingan sehingga kami bisa memproduksi 60 ton sebulan dari luas lahan 6 hektare”, terang ketua Kelompok Tani Dewa Family ini.
Pasar paprika sangat menjanjikan untuk dalam dan luar negeri. ” Kami ekspor sebanyak 10 ton sebulan. Yang paling diminati adalah paprika warna hijau, merah dan kuning. Ada juga warna ungu, putih dan hitam. Dijual dengan harga berkisar 20 ribu sampai 50 ribu perkilo”, ungkapnya. Deden berharap benih paprika bisa dibuat sendiri di tanah air sehingga tidak lagi mengimpor dari luar.
Hadir pada kegiatan ini Anggota Komisi IV DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, Dirjen Perkebunan, Kasdi Subagiyono, Kepala Badan PPSDM Pertanian, Momon Rusmono, para penyuluh dan 10 ribu petani.(p/eg)